8 Juni 2013

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BIO-AKTIF DARI LIMBAH CANGKANG TELUR SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF DARI TINGGINYA HARGA PUPUK ANORGANIK



B. LATAR BELAKANG
Cangkang telur merupakan salah satu limbah peternakan yang menjadi masalah bagi egg breaking plants dan industri pengolahan bahan pangan yang berbahan baku telur. Tidak ada data memuat angka jumlah cangkang telur yang dihasilkan pertahun di Indonesia, akan tetapi dilihat dari jumlahnya industri pengolahan pangan yang berbahan baku telur maka dapat dipastikan jumlah limbah cangkang telur juga akan cukup besar. Produksi yang cukup besar menimbulkan usaha-usaha yang bertujuan untuk memanfatkan limbah ini agar lebih berdaya guna. Selama ini cangkang telur lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan campuran pakan ternak. Padahal kandungan kalsium cangkang telur yang tinggi yaitu sekitar 36% dari berat total cangkang telur dapat digunakan juga sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas kesuburan tanah. Dengan penambahan cangkang telur pada pupuk diharapkan dapat menambah unsur hara khususnya unsur kalsium. Sehingga pupuk yang dihasilkan memiliki kadar unsur hara kalsium yang besar dan dapat bersaing dengan pupuk buatan. (www.juntak.com, 2009)
Cangkang telur termasuk limbah yang tidak mendapat perhatian khusus, dan dibuang begitu saja tanpa proses daur ulang. Oleh karena itu, untuk membantu menjaga lingkungan salah satunya dengan pemanfaatan limbah. Limbah cangkang telur didapat dari penjual nasi goreng, martabak dan warung nasi, serta sering dilihat berserakan di jalan-jalan. Dengan menjadikan limbah yang selintas dirasa tidak bermanfaat menjadi salah satu yang sangat bermanfaat didalam tatanan kehidupan.
Pupuk kompos bisa menjadi solusi mengatasi limbah tersebut, dengan pemberian insentif, masyarakat akan termotivasi untuk mengolah sampah menjadi kompos. Pupuk organik adalah bahan-bahan tertentu yang diberikan pada tanah agar dapat menambah unsur atau zat-zat makanan yang diperlukan tanah melalui perubahan atau pemuaian sisa tumbuh - tumbuhan dan binatang.

Pupuk sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan hasil pertanian, maupun perkebunan. Dalam Industri pertanian pupuk terdapat dua macam, diantaranya pupuk alami dan pupuk buatan. Pupuk alami dapat dibuat dari bahan – bahan organik, seperti sampah, jerami dan kotoran hewan. Sedangkan pupuk buatan dibuat secara sintesis, dan menurut hasil penelitian pupuk buatan lebih baik mutunya jika dibandingkan dengan pupuk alami. (Benjamin, 1960)
Unsur hara kalsium dalam pupuk organik dari limbah cangkang telur berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam hidrolisis ATP dan fosfolipida, merupakan ko-faktor beberapa enzim. Gejala kekurangan unsur hara kalsium antara lain pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk, dan perakaran tidak normal. (www.tortoisetrust.org/articles/calcium.htm, 2009)
Pada umumnya pupuk organik menggunakan dedaunan, jerami, alang-alang, rumputan, dedak padi, batang jagung atau kotoran hewan seiring pesatnya penggunaan telur dalam industri rumah tangga maka limbah cangkang telurpun bertambah banyak, ternyata cangkang telur yang selama ini hanya  menjadi limbah, juga dapat dimafaatkan untuk pembuatan pupuk organik berkalsium tinggi karena
dalam cangkang telur mayoritas mengandung kalsium yang cukup banyak. (Mountey,
1966)

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
yang dibahas dalam program ini adalah:
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah cangkang telur yang belum dimanfaatkan
secara optimal ?
2. Bagaimana membuat pupuk organik yang berkualitas dan dapat membantu
produktivitas petani serta manfaat bagi para penggunanya?
3. Bagaimana menciptakan peluang usaha dikalangan masyarakat untuk
menumbuhkan ketrampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit?

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan umum kegiatan PKM Kewirausahaan ini adalah menghasilkan studi
kelayakan usaha pemanfaatan limbah cangkang telur sebagai pupuk bio-organik yang
kaya kalsium. Tujuan ini dapat dijabarkan secara khusus, sebagai berikut :
1. Memproduksi pupuk organik dari limbah cangkang telur dengan metode teknologi
tepat guna.
2. Mengetahui manfaat dan kandungan unsur hara dalam produk yang dihasilkan
3. Mengetahui kelayakan usaha pemanfaatan limbah cangkang telur sebagai pupuk
organik kaya kalsium.
4. Mengetahui prospek secara ekonomi dari usaha ini.
5. Berorientasi pada profit, sebagaimana layaknya wirausahawan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah :
1. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak di sektor pertanian yang
mengacu pada bidang agribsnis.
2. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dan masyarakat dalam rangka
bereksperimen serta menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan.
4. Meningkatkan produktivitas serta manfaat bagi pengguna pupuk bio-organik dari
limbah cangkang telur.
5. Membuka lapangan kerja bagi mahasiswa dan masyarakat.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah :
1. Menambah nilai guna dan nilai ekonomis dari limbah cangkang telur dengan
mengolahnya menjadi pupuk bio-organik.
2. Memberi sumbangan ilmu pengetahuan dalam pembuatan pupuk bio-organik dari
limbah cangkang telur.
3. Mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh cangkang telur yang tidak
dimanfaatkan.
4. Membantu perekonomian masyarakat dengan membuka peluang usaha baru.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Kapasitas Produk
Produksi pupuk organik bio-aktif yang akan dilakukan dalam perencanaan
kewirausahaan ini adalah produk dengan kuantitas skala kecil terlebih dahulu, sambil
mencoba membaca keinginan pasar dan mengembangkan kualitas produk sesuai
dengan permintaan pasar. Maka dari itu, pada awal produksi, 350 kg cangkang telur
beserta campuran lainnya sebanyak 200 kg akan diproduksi menjadi pupuk organik
bio-aktif sebanyak 500 kg selama 3 bulan, di jual per kg seharga Rp. 4.000,00. Hal ini
terus berlangsung sampai bulan ke-3 dimana waktu tersebut adalah jangka waktu
yang tepat untuk menarik pelanggan.

2. Keunggulan limbah cangkang telur menjadi pupuk organik
a. Memiliki kadar kalsium yang tinggi yang dapat membantu mempercepat
pertumbuhan
b. Mempunyai nilai efisiensi yang tinggi sehingga tidak mencemari lingkungan,
karena cangkang telur termasuk bahan alami.

3. Perolehan Bahan Baku
Perolehan bahan baku yaitu limbah cangkang telur masih tergolong
mudah. Perolehan bahan baku diperoleh dari penjual makanan di daerah
Tembalang dan daerah lainnya karena lokasinya dekat dengan tempat usaha,
jadi adanya ketersediaan bahan baku yang memadai dapat menjamin
keberlangsungan usaha pembuatan pupuk bio-organik.

4. Perencanaan Tempat Produksi
Tempat sangat mempengaruhi produksi suatu produk, karena tempat
dapat mempengaruhi harga, kualitas produk, dan pasar. Maka dari itu,
kewirausahaan ini akan dilakukan di daerah kecamatan Tembalang, Semarang,
tepatnya di jl Banjarsari No 50. Tempat ini dipilih karena sangat dekat dengan
lokasi penjualan pupuk itu sendiri sehingga dapat menghemat biaya transportasi.

5. Perencanaan Tempat Penjualan
Tempat penjualan pupuk organik bio-aktif dipilih di jl Banjarsari
No.50 Tembalang, Semarang serta di beberapa fakultas Universitas Diponegoro.
Alasan tempat tersebut dipilih, karena tempat itu strategis sekaligus dekat
dengan pemukiman penduduk asli dan mahasiswa. Sehingga tempat tersebut
sangat sesuai untuk mempromosikan dan menjual pupuk organik bio-aktif yang
sangat berkhasiat untuk mencegah berbagai penyakit.

6. Langkah-Langkah Untuk Penjualan
Langkah-langkah untuk penjualan dan pemasaran pupuk organik bioaktif dilakukan dengan metode pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Sebelum penjualan dilakukan, diperlukan riset pasar terlebih dahulu. Riset yang dilakukan adalah dengan market push, dikarenakan adanya barang baru dengan teknologi tepat guna yang memiliki teknologi yang tinggi, sehingga pupuk organik bio-aktif mendapat sambutan yang baik sebagai barang hasil teknologi tepat guna yang lebih murah bila dibandingkan pupuk lainnya. Riset pasar itu dapat dilakukan dengan pembagian produk tersebut secara cuma-cuma, dan barulah pembagian angket dilakukan setelah konsumen mencoba pupuk tersebut, ataupun dengan memperkenalkan pupuk ini di pameran-pameran kewirausahaan dan acara-acara pertanian yang sesuai dengan kebutuhan akan manfaat pupuk tersebut. Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media itu berupa pamflet, brosur, beriklan dimedia massa, dan yang lainnya
Ada 4 (empat) metode Pembauran Pemasaran (marketing mix) untuk lebih mensukseskan penjualan, diantaranya adalah : Product, Price, Place, dan Promotion. Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan suatu pemasaran produk. Apabila keempat hal tersebut diseleksi dengan ketat, niscaya pemasaran produk akan berjalan dengan baik. Selain itu, harus ada strategi
Diferensiasi dan fokus dengan metode STP, yaitu : Segmentation, Targeting, dan Positioning yang lebih efektif dalam menarik konsumen sehingga pemasaran dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Program kreativitas mahasiswa pengabdian pada masyarakat ini terbagi
menjadi tiga tahap, yatiu (1) tahap perancangan, (2) tahap pelmbuatan dan (3) tahap
pemasaran.

H. 1. Tahap Pembuatan
Bahan pembuatan
Bahan-bahan pembuatan yang digunakan untuk membuat pupuk organik
sebanyak 500 kg
Bahan :
1 Cangkang telur 350 kg
2 Jerami 75 kg
3 Serbuk gergaji 75 kg
4 Bioaktif (orgadec) 50 kg

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Ember
2. Penumbuk(Alu Ukuran Besar)
3. Poly bag (Kantong Plastik Ukuran Besar )
4. Cangkul
5. Sekop
6. Selang air
7. Terpal

Cara Pembuatan:
a. Pengumpulan bahan baku(jerami, serbuk kayu, dan cangkang telur),
b. Pembersihan cangkang telur pada air yang mengalir,
c. Dilakukan proses pencacahan jerami dan cangkang telur agar lebih halus,
d. Dilakukan pencampuran seluruh bahan baku (jerami, serbuk kayu, dan cangkang
telur pada wadah (polybag) setelah itu ditambahkan bioaktifator orgadec sesuai
ketentuan,
e. Lalu dilakukan proses fermentasi selama 7-14 hari dan selama proses berjalan
juga dilakukan pengadukan sesekali,
f. Setelah proses fermentasi selesai dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari,
Pupuk yang telah jadi dikemas dalam kemasan plastik tertutup.

Pengumpulan bahan
Pembersihan Bahan
Pencacahan Bahan (Cangkang , Jerami)
Pencampuran Bahan + Bio Aktivator (Poly bag)
Didiamkan (Proses Fermentasi) 7-14 hari
Pengeringan (Sinar Matahari)

H.2 Kegiatan Tahap II :
Penentuan Harga dan Pemasaran
Pada tahapan akhir ini, merupakan kegiatan kajian teknoekonomi terhadap proses pembuatan pupuk bio-organik. Proses penghitungan menurut kaidah-kaidah kajian ekonomi dan kekuatan pasar yang ada saat ini. Proses penghitungan meliputi fixed capital investement, working capital, depresiasi, bunga bank. Sedangkan analisa meliputi Break Event Point (BEP), dan Return Of Investment (ROI). Sehingga dapat dihitung berapa keuntungan yang diinginkan setelah dipotong pajak. Proses pengambilan keputusan besarnya keuntungan ini juga melihat kekuatan pasar yang ada.
Proses pemasaran terlebih dahulu dilakukan proses pengenalan produk ke masyarakat sekitar.Kegiatan ini dapat dilakukan melalui program tersendiri atau diselipkan di sela-sela kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, seperti Expo karier, Pameran UKM, dan lain-lain.

2 komentar :